Kapita Selekta
Banyak cara bagaimana suatu pesan dapat disuntikkan kepada khalayak, misalnya melalui film, cerita novel/fiksi, musik, seni lukis maupun rupa, iklan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini saya akan menyinggung peran kerja iklan dalam mempengaruhi masyarakat.
Iklan adalah sebuah wadah guna menyampaikan produk/jasa kepada khalayak sehingga para calon konsumen mampu mengenali, mengidentifikasi, serta menyukai apa yang dilihat, dibaca, dan didengarnya. Iklan sendiri sifatnya membentuk mind set tertentu dalam benak kita, sehingga pengaruhnya begitu 'meracuni' perspektif kita sebagai audien yang baik sengaja ataupun tidak sengaja kita menyantapnya.
Fenomena dunia periklanan semakin berkembang pesat didorong semakin tingginya tingkat kecerdasan dan kreatifitas masyarakat kita. Itu membuat kuantitas iklan yang beredar semakin bertambah dari hari ke hari. Inilah keadaan dimana tanpa kita ketahui lebih dalam bahwa sesungguhnya iklan itu perlahan merasuki pikiran khalayak yang mengonsumsinya disela-sela aktivitas kesehariannya. Mulai dari bangun pagi sampai tertidur di malam hari hidup kita tak lepas dari santapan para pembuat iklan. Televisi, radio, internet, spanduk, billboard, pamflet semuanya itu dapat terlihat dalam keseharian kita. Hal inilah yang memunculkan makna 'Kekerasan Simbolik'. Maksudnya adalah dimana ketika apa yang kita lihat, baca, dan dengar tersebut berulang terjadi dalam jangka waktu singkat namun dengan intensitas dan kuantitas yang tinggi sehingga seolah-olah kita 'dijajah' oleh media. Dari situlah alam bawah sadar kita mulai tersentuh untuk terpaksa menerima arus informasi yang begitu kencang. Jika pesan didalamnya baik, tentu saja akan menyampaikan kita sebagai calon konsumen ke arah yang positif, namun jika sebaliknya ditakutkan akan menjadi sebuah dampak baru yang timbul karena salah persepsi.
No comments:
Post a Comment