Thursday, January 5, 2012

KULIAH UMUM: United Nation For You (UN4U)

Oleh: Ms. Mitra Salima Suryono- Associate External Relations and Public Information Officer of United Nations. High Commission of Refugee (UNHCR)



Kampanye UN4U (United Nations for You) diluncurkan pada tahun 2008 sebagai sebuah langkah untuk mempertemukan para pimpinan senior dan staf PBB dengan siswa-siswi dari berbagai sekolah yang berada di New York dan sekitarnya. Tujuan dari inisiatif ini adalah untuk meningkatkan kesadaran diantara pemuda mengenai kinerja PBB sebagai salah satu bagian dari perayaan UN Day atau hari jadi PBB yang dirayakan setiap tahunnya pada tanggal 24 Oktober. Semenjak itu, kampanye UN4U dilakukan di berbagai negara di dunia, dan mendapat dukungan besar dari Sekretaris-Jenderal Ban Ki-moon sebagai suatu cara untuk memperkenalkan para pemuda kepada PBB. Pada tahun ke-empat ini, kampanye global UN4U akan membawa serangkaian kuliah umum dalam berbagai variasi kegiatan yang dilakukan bersama institusi-institusi pendidikan menengah dan tinggi. Tahun ini merupakan kali kedua kampanye UN4U dilakukan di Indonesia.






Mengapa UN4U?
Kampanye UN4U adalah salah satu proyek inovatif untuk menyebarkan pesan PBB. Dengan sebuah rencana konkrit untuk menghubungkan staf PBB dengan siswa-siswi pada perayaan hari jadi PBB, kampanye ini merupakan sebuah kesempatan untuk menggapai satu kelompok penting, yaitu pemuda sebagai pemimpin masa depan, untuk menambah pengertian dan apresiasi mereka terhadap kinerja yang telah dilakukan oleh PBB. Pemuda (umur 15 - 24) saat ini mewakili 18% penduduk Indonesia, atau setara dengan lebih dari 40 juta orang. Kelompok pemuda ini merupakan bagian masyarakat yang merupakan harapan bangsa dan menjadi kunci dari kemajuan kemanusiaan. Pemuda adalah agen perubahan yang positif, juga berkontribusi pada inovasi.




Kampanye UN4U di Indonesia
Tahun 2010 menandai dimulainya kampanye UN4U di Indonesia. Pimpinan maupun staf dari sistem PBB di Indonesia terlibat dalam serangkaian kuliah umum dan presentasi di area Jadebotabek, Jawa Barat, dan Bali. Beberapa kuliah umum disiarkan langsung di beberapa universitas lainnya menggunakan fasilitas Jaringan Pendidikan Tinggi Indonesia INHERENT, bekerja sama dengan Kantor UNESCO Jakarta. 






Topik-topik UN4U
Kinerja yang dilakukan di dalam sistem Perserikatan Bangsa Bangsa terbentang di berbagai area berbeda, mulai dari pembangunan, perdamaian, hingga kemanusiaan. Berikut ini adalah beberapa pilihan topik yang dapat dibahas pada kegiatan UN4U:


Perkenalan tentang Perserikatan Bangsa Bangsa
Gambaran besar dan informasi umum mengenai Perserikatan Bangsa Bangsa, termasuk sejarah dan prioritas masa kini.


Perdamaian dan Keamanan
Fokus pada aktivitas penjaga perdamaian PBB. Kontraterorisme, pelucutan senjata, pencegahan konflik, dan
aturan hukum juga dapat dibahas pada topik ini.


Hak Asasi Manusia
Hak dasar dan kebebasan semua orang tanpa
memperhatikan kebangsaan, jenis kelamin, latar
belakang etnis, ras, agama, bahasa, dan status lainnya.


Climate Change
Berbagai isu lingkungan, ekonomi dan sosial yang
berhubungan dengan perubahan iklim, suatu tantangan
global pada pembangunan berkelanjutan.


Anak-anak dan Pemuda
Isu-isu yang berhubungan dengan realisasi hak anak,
dalam konteks Tujuan Pembangunan Milenium; juga
peran pemuda pada pembangunan dan perdamaian.


Ketenagakerjaan
Keadilan sosial dan pengakuan internasional atas hak
tenaga kerja, bagi setiap orang agar memperoleh
pekerjaan yang layak dan produktif, dalam kondisi yang
bebas, adil, aman dan menghargai harga diri manusia.


Bantuan Kemanusiaan dan Manajemen Bencana
Peran PBB dalam menyediakan bantuan dalam bencana
alam maupun bencana kemanusiaan.


Tujuan Pembangunan Milenium (MDGs)
Delapan tujuan MDGs telah terbentuk atas dasar
komitmen negara-negara di dunia dan berbagai
organisasi penting lainnya. Mereka telah membangkitkan
upaya sebelumnya untuk mengentaskan kemiskinan.

Peran Media Sosial Dalam Komunikasi Bencana

Bencana alam yang bertubi-tubi mendera Indonesia membuka ‘aib’ banyak pihak. Lambannya penanganan korban oleh aparatur pemerintah terkuak jelas. Pemanfaatan pencitraan oleh organisasi kemasyarakatan, partai politik dan badan usaha juga menjadi sorotan publik, sementara buruknya praktek pewartaan oleh media massa pun menuai kecaman.
Tak bisa dibayangkan, bagaimana nasib para korban bencana, baik banjir di Wasior, gempa dan tsunami di Mentawai; erupsi Gunung Merapi dan banjir Sulawesi Tengah andai penggunaaan media sosial seperti Facebook, Twitter dan blog tak semaju sekarang.
Tekanan publik lewat aneka jejaring sosial cukup efektif menggerakan aparatur negara, termasuk keputusan Presiden Yudhoyono ngantor di Yogyakarta demi menunggui penanganan dampak erupsi Gunung Merapi, menyusul kebijakannya menentukan siapa saja penanggung jawab penanganan dampak musibah. Apalagi, sepekan lebih sejak erupsi pertama, tak ada kejelasan penanggung jawabnya, sementara solidaritas sosial telah menggerakkan ribuan relawan dan distribusi bantuan seperti ditunjukkan oleh @jalinmerapi yang dikooordinir Combine, sebuah lembaga swadaya masyarakat di Yogyakarta.




Selalu ada pro dan kontra dalam menangani setiap permasalahan yang ada. Kenyataannya, hal ini justru akan menambah ruwet proses penanganan bencana jika tidak diselesaikan secara bijak. Misalnya dalam hal evakuasi korban bencana, distribusi bantuan dan logistik secara merata, serta kesigapan pemerintah dalam menentukan prediksi pascabencana.
Sebagai contoh, untuk melakukan evakuasi korban dan melaporkan situasi terakhir medan bencana, tentu diperlukan alat komunikasi yang handal sebagai media koordinasi. Seperti dilakukan oleh warga sekitar yang terhubung melalui Kompak Merapi, penggunaan handy talkie (HT) sangat membantu komunikasi dan usaha pemantauan. Akan tetapi, usaha tersebut kurang mendapat dukungan nyata dari pemerintah, misalnya dalam penyediaan alat komunikasi dan bantuan operasional lainnya.


Peran media informasi kian tangguh dalam penyebaran informasi kepada pihak-pihak yang membutuhkan. Jika dahulu media hanya sebatas radio, televisi, dan media cetak yang masih terkesan searah, maka sekarang komunikasi dapat dilakukan dua arah. Masyarakat menjadi sigap dalam melakukan umpan balik ke penyedia informasi. Akibatnya, pemerintah dinilai kalah cepat dengan kepedulian masyarakat dalam masalah penanganan bencana, terutama dalam hal distribusi bantuan.
Kecanggihan media telekomunikasi dan informasi telah mampu digabungkan menjadi satu kemasan. Hasilnya muncul berbagai aplikasi jejaring informasi dan sosial yang mudah diakses melalui berbagai perangkat telekomunikasi portabel. SMS, telepon seluler, dan internet saling dikawinkan untuk membantu pengelolaan distribusi bantuan ke daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Dengan pemanfaatan media tersebut, para relawan tidak perlu terlalu lama menunggu instruksi dan bantuan dari pemerintah. Banyak masyarakat independen yang tergerak untuk bahu-membahu kepada saudaranya yang sedang tertimpa musibah secara sukarela. Sebab, bagaimanapun juga para korban dan pengungsi lebih membutuhkan bantuan secepat mungkin tanpa mewajibkan syarat yang berbelit-belit.




Twitter dan Facebook




Salah satu studi kasus yang menarik untuk dibahas adalah ketika terjadi bencana Erupsi Merapi. Bencana yang mungkin terjadi secara beruntun dalam sekali periode, tidak seperti banjir dan tsunami yang sesekali terjadi. Melihat pandangan ilmiah pakar kegunungapian, ketika itu diramalkan bahwa efek erupsi akan berlangsung selama beberapa minggu, sehingga diinstruksikan agar warga harus bertahan di dalam pengungsian hingga keadaan benar-benar aman.
Kebutuhan informasi tentang bantuan dan pendataan pengungsi semakin dicari seiring dengan semakin luasnya peta persebaran pengungsi di daerah sekitar lingkar Merapi. Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar dengan generasi digitalnya, mulai memanfaatkan kesempatan tersebut untuk beraksi menyediakan penyaluran informasi, bantuan, dan tenaga secara virtual. Baru kemudian disampaikan ke pihak yang membutuhkan secara nyata.


Melalui sistem penggalangan bantuan dan penyediaan informasi yang terorganisir, pengelolaan penanganan bencana menjadi lebih efektif tanpa campur tangan pemerintah. Buktinya, beberapa hari setelah gencar tanggap bencana erupsi diberitakan, dengan berbagai inisiatif, warga mulai menggalang kepedulian melalui jejaring informasi dan sosial populer.
Sebut saja Posko Jalin Merapi (Jaringan Informasi Lingkar Merapi), yang pada awalnya hanya membuat web yang berisi foto terkini keadaan Merapi dan radio streaming yang terhubung dengan relawan pemantau melalui HT, pada akhirnya disempurnakan dengan membuat akun Twitter @jalinmerapi, akun grup Facebook Jalin Merapi, serta portal khusus Jalin Merapi yang beralamat di www.merapi.combine.or.id.
Sukiman Mochtar Pratomo, warga Desa Deles, Kecamatan Sidorejo, Klaten, yang berjarak hanya 4 kilometer dari puncak Gunung Merapi dan 1 kilometer dari Sungai Woro yang telah dibanjiri lahar dingin, adalah salah satu pengelola akun Twitter @jalinmerapi. Pengamatan visual dari jarak dekat memang beresiko tinggi. Tapi Sukiman dan relawan lain telah empat tahun melatih diri dengan standar Search and Rescue (SAR). Dalam waktu cepat, akun ini telah diikuti lebih dari 30 ribu followers. Mereka mengelola komunikasi dua arah dan membagi info krusial seputar Gunung Merapi.
Lain lagi seperti yang telah dilakukan oleh Saptuari Sugiharto, seorang pengusaha muda sukses yang bergerak di percetakan digital. Jejaring sosial Facebook dan Twitter dimanfaatkan olehnya sebagai wadah bersosialisasi dan menggalang dana bencana Merapi sehari setelah Merapi meletus tanggal 26 Oktober lalu. Ia mengajak teman-temannya untuk ikut berbagi. Pada awalnya ia hanya berharap memperoleh uang satu hingga dua juta saja beserta sejumlah barang. Namun, setelah dua minggu kemudian, hasilnya cukup mencengangkan, halaman Facebook dan Twitter-nya mampu meraup bantuan lebih dari 170 juta rupiah.
Tidak hanya sampai di situ, Saptuari berusaha memindai seluruh kuitansi belanja dan memotret proses penyerahan barang bantuan kepada korban. Seluruh teman Facebook atau follower di Twitter-nya diberi kesempatan untuk dapat mengakses halaman yang dibuat secara khusus untuk transparansi bantuan tersebut. Keterbukaan inilah yang membuat donatur percaya dengan usaha Saptuari, selain akuntabilitas dirinya sebagai seorang pengusaha muda ternama.


Berbagai manfaat yang dapat diperoleh dari penggunaan jejaring informasi Twitter dipermudah dengan euforia kemunculan perangkat telekomunikasi yang mulai merakyat. Di dalamnya dimanjakan dengan fitur-fitur khusus yang mengarah ke penggunaan jejaring informasi dan sosial, sehingga pemakainya dapat melakukan update informasi secara real time. Sebut saja gadget-gadget portabel seperti Blackberry dan smartphone lain yang sudah banyak mendukung aplikasi seperti Twitter dan Facebook.


Facebook dikenal sebagai jejaring sosial yang dapat melakukan berbagai macam interaksi. Tidak hanya melakukan update informasi, tetapi juga mampu membentuk sebuah forum diskusi yang sederhana. Peran Facebook lebih banyak berisi tentang penggalangan bantuan dan share informasi seputar berita terkini antar sesama anggota grup. Kemudian anggotanya saling menanggapi dalam bentuk komentar maupun pemberian reputasi/rating like.
Seperti cara pengumpulan dana bantuan yang dilakukan oleh Alfia Innayati. Bersama kawan-kawannya, ia membuat grup di Facebook dengan nama Komisi Pemuda Keparakan Peduli Merapi. Mereka menyebarkan keberadaan grup tersebut untuk menggalang dana dan bantuan logistik dari kawan sekolah dan rekan kerja yang terhubung mudah melalui jaringan sosial Facebook. Bahkan, bantuan hingga didapat dari seorang warga Belanda yang mengirimkan uang senilai 150 Euro untuk dua bayi kembar yang turut menjadi korban bencana Merapi [Sucahyo, 2010].


Revolusi penggunaan jejaring informasi dan sosial menjadi daya tarik tersendiri bagi masyarakat untuk menyikapi bencana. Facebook dan Twitter telah merubah cara manusia untuk saling berhubungan dan memanfaatkannya untuk saling berbagi. Dalam pemanfaatannya, media tersebut telah mampu membuktikan diri menjadi arena berbagi informasi yang tidak bisa dianggap remeh.




Portal Bencana Jalin Merapi


Pemanfaatan portal bencana dalam peristiwa erupsi Merapi yang dimulai sekitar bulan Oktober 2010 merupakan inisiatif berharga yang patut diacungi jempol. Hal ini seperti yang dilakukan oleh Posko Jalin Merapi melalui portalnya. Pada kenyataannya, portal tersebut mampu menjadi pintu gerbang komunikasi antara pencari informasi dengan keadaan  bencana yang sedang terjadi.
Jalin Merapi mengembangkan konvergensi media dengan streaming radio komunikasi RIGG, radio komunitas, dan layanan pesan pendek (SMS) untuk melayani publik yang ingin mengetahui kondisi dan situasi Gunung Merapi terkini, terutama penanganan para pengungsi dan korban Merapi.
Tujuan awal pembuatan Portal Jalin Merapi yaitu untuk membantu para sukarelawan di Posko Jalin Merapi yang mengerjakan pendataan korban, penyebarluasan logistik, obat-obatan, dan pengelolaan informasi lapangan. Kerja-kerja pendataan dinilai berjalan lancar dan mudah berkat bantuan portal tersebut, meskipun para sukarelawan yang terlibat masih awam menggunakan piranti lunak yang dimaksud.
Portal Jalin Merapi sendiri dibuat dengan menggunakan perangkat lunak sumber terbuka (open source). Hal ini juga merupakan kelebihan tersendiri bagi pengelola portal tersebut, karena untuk mengembangkan portal semacam ini sebenarnya tidak perlu membutuhkan banyak biaya. Dengan kemampuan sumber daya manusia yang unggul, banyak cara yang dapat dituju untuk mencapai sebuah tujuan mulia, yaitu menyampaikan informasi secara terbuka dengan segala keterbatasan yang ada.


Informasi yang ada pada portal tersebut tidak hanya disampaikan secara statis, tetapi dinamis. Dari berita seputar kondisi daerah sekitar Merapi, radio live streaming pemantau, daftar kebutuhan pengungsi, informasi persebaran pengungsi, pencarian korban hilang dan meninggal, serta berbagai tanggapan dan komentar yang muncul dari berbagai jejaring informasi. Semuanya saling terhubung dan terkemas secara rapi dalam satu wadah, yaitu berupa portal bencana Jalin Merapi.
Misalnya ketika itu pernah suatu kali distribusi bantuan menumpuk di posko pengungsian terbesar di wilayah Sleman, yaitu Stadion Maguwoharjo. Dengan menghimpun data-data yang ada, kelebihan pasokan bantuan tersebut segera dimasukkan ke dalam daftar informasi logistik. Sedangkan kekurangan bantuan di posko lain dapat diatasi dengan melakukan request terlebih dahulu ke portal tersebut dengan mengisi daftar data dan kebutuhan pengungsi.
Selanjutnya, melalui prosedur yang ada, pengirim dan penerima bantuan melakukan konfirmasi melalui contact person yang disertakan. Bantuan pun dapat segera dikirimkan dan informasi dapat di-update kembali dengan cepat, tanpa harus banyak melakukan birokrasi yang lama dan berlebihan.


Begitu pula dengan proses evakuasi, baik yang berhubungan dengan pendataan korban meninggal, orang hilang, hingga penempatan pengungsi, semuanya lebih aktual ketika dihimpun dan disampaikan secara langsung melalui portal tersebut. Tak jarang berbagai media arus utama seperti radio, televisi, dan surat kabar banyak mengambil data dari media informasi online, tentu melalui sumber-sumber yang dapat dipercaya.
Melalui berbagai kemudahan akses informasi yang ada, jika tidak diimbangi dengan pengelolaan dan transparansi informasi yang baik, tentu hasilnya tidak akan pernah optimal. Misalnya, untuk melakukan penyaluran bantuan yang merata, suatu barak/penampungan pengungsi harus terlebih dahulu melakukan pendataan terkait jumlah pengungsi beserta kebutuhannya. Untuk itu, sangat diperlukan tenaga ahli yang dapat mengelola informasi tersebut dengan tepat.


Menanggapi keampuhan media informasi digital dewasa ini, tampaknya pemerintah harus memikirkan lagi strategi terbaik untuk menanggapi bencana yang datang secara tiba-tiba, terutama yang berhubungan dengan penggalangan dan distribusi bantuan. Langkah-langkah yang dilakukan harus lebih taktis, sehingga diperoleh hasil yang cepat dan maksimal. Sinergi penggunaan alat komunikasi dan media informasi yang baik melalui akses teknologi yang ada tentu akan menjadi keuntungan tersendiri jika dikelola dengan baik.

Wednesday, January 4, 2012

IKLAN NEW MEDIA

Pengguna sosial media di Indonesia memang luar biasa banyaknya. Lebih dari 20 juta pengguna Facebook dan lebih dari 5 juta pengguna Twitter. Belum lagi dihitung mereka yang aktif di forum lokal seperti Kaskus. Wajar kalau populasi yang luar biasa ini dilirik oleh para pengiklan. Nggak heran banyak brand yang lalu mencemplungkan dirinya ke dunia social media. Karena memang pasarnya terlihat menggiurkan.

Beragam brand dari beragam kategori telah masuk ke social media sejak 2 tahun lalu. Produk yang erat dengan telekomunikasi, makanan dan minuman, perawatan diri, otomotif, dll banyak yang telah memanfaatkan Facebook, Twitter, dan Kaskus sebagai kanal promosi mereka.



Media cetak dan elektronika sebagai sarana diseminasi iklan mendapat tantangan baru. Mereka ada laman jejaring sosial seperti facebook atau twitter, karena para pengguna laman-laman itu di Indonesia lebih suka memakai mereka sebagai sarananya beriklan

Sudah saatnya perusahaan-perusahaan Indonesia memanfaatkan laman media sosial yang ada untuk memasarkan suatu produk karena media sosial menciptakan cara baru berinteraksi dengan konsumen. Hal itu ditunjang dengan fakta Indonesia negara pengguna facebook terbesar kedua dan twitter ketiga di dunia.

Menurut riset, para pengguna facebook dan twitter di Indonesia bukan hanya mengunggah foto dan menceritakan masalah keluarga, pacar dan lain-lain tapi juga untuk berbagi pengalaman mengenai produk, merek dan penawaran. Fakta menarik lain, sebanyak 85 persen pengguna internet di Indonesia menggunakan mesin pencari untuk mencari informasi atau produk dan pengguna facebook rata-rata membuka facebook sebanyak 23 kali dalam sebulan serta menghabiskan 5.5 jam untuk facebook. Uniknya, sebagian besar pengguna membuka facebook dan twitter bukan pada komputer PC melainkan ponsel. Pada Mei 2011, ada sekitar 3.1 juta ponsel seluler terjual di Indonesia dan sekitar 25 persen didominasi ponsel pintar.


Beriklan atau berpromosi di media sosial menjadi tren baru. Media sosial disukai karena sifatnya yang horizontal dan berbiaya murah. Namun tidak mudah beriklan di media sosial, karena penghuni media sosial biasanya alergi dengan hal – hal berbaru promosi
Agar iklan kita berhasil di media sosial, berikut prinsip – prinsip yang disarankan, yaitu sebagai berikut:

1. Pesan untuk Media
Saat mempersiapkan sebuah event, menulis siaran pers, atau membuat video untuk pemasaran viral, pikirkan apa yang menarik bagi banyak orang, bukan apa yang ingin kita tunjukan pada mereka. Tidak ada orang di media sosial utama yang tertarik pada produk baru yang kita ciptakan atau perkembangan baru dalam perusahaan kita. Tapi jika kita memosisiskan  berita kita sedemikan rupa sehingga menjadi menarik bagi khalayak luas, kita akan memiliki kesempatan besar untuk mendapatkan liputan. Trik untuk menulis siaran pers atau video informasional yang baik adalah dengan mempelajari media tersebut terlebih

2. Keberanian adalah segalanya
Saat mempersiapkan sebuah berita/event, kita harus bersikap agresif dalam membuat konsepnya. Kisah besar  umumnya lebih baik dari kisah kecil. Ajang yang “gila” lebih baik dari ajang yang waras. Video yang aneh atau lucu lebih sering diputar daripada video konvensional. Tapi saat berpikir berani, kita juga harus memperhitungkannya. Pelajari apa yang lebih disukai media. Tentukan pesan aneh, gila, dan lucu jenis apa yang suka mereka tampilkan.

3. Hargai Prioritas
Rekor lebih menarik dari pada daftar. Daftar lebih menarik dari pada fakta. Media sosial suka sekali dengan rekor dunia, bahkan rekor untuk hal – hal yang tidak jelas dan tolol. Selain itu, media sosial juga sangat suka pada daftar – daftar, terutama daftar top 10: ramalan, tren, pilihan favorit dan lain – lain. Film terbaik tahun ini, album terbaik tahun ini, perangkat elektronik terbaik tahun ini, dan daerah tujuan wisata terbaik tahun ini adalah contoh daftar yang popular di media sosial. Masyarakat akan terpancing membuat opini dan bisa membangkitkan  banyak diskusi bagi  mereka yang tidak sependapat  dengan penilaian tersebut. Pikirkan cara bagaimana bisnis kita bisa menghasilkan rekor dunia dan daftar top 10 miliknya sendiri.

4. Berikan Sesuatu untuk Dibicarakan
Semua orang suka skandal dan kontroversi. Jika kita bisa memikirkan cara untuk membuat pesan Anda lebih menarik, maka patut dicoba.

5. Kesederhanaan adalah Suatu Kelebihan
Saat mengumumkan berita, kemukakan dalam bahasa sesederhana mungkin. Bahasa yang sederhana memberikan kita dua keuntungan besar. Pertama lebih mudah dimengerti. Kedua, orang akan lebih mudah mengingat dan mengulanginya.

6. Persingkat
Konsep inti dari pesan -- bagian yang kita ingin khalayak ingat -- harus cukup singkat untuk bisa ditulis dalam kolom subjek  email atau menjadi judul headline sebuah artikel di majalah.

IKLAN POLITIK DI MEDIA

Iklan politik di Indonesia relatif bersih karena tidak menyerang lawan seara pribadi. Berbeda dengan Amerika Serikat, dimana segala cara dilakukan termasuk mengungkit urusan pribadi lawan.


Industri periklanan merupakan industri yang memiliki prospek. Hal ini dibuktikan dengan adanya fakta mengenai belanja periklanan yang naik dari tahun ke tahun. Menurut catatan Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia (P3I), pendapatan iklan nasional naik 24 persen dari Rp 13,4 triliun menjadi 16,7 triliun. Kenaikan pendapatan ini diikuti dengan jumlah perusahaan periklanan dimana terdapat 438 agensi dari jumlah sebelumnya yang hanya 217 agensi.
Dari jenis media iklan ternyata belanja iklan di media televisi dan cetak menjadi idola pemasang iklan. Mungkin karena dianggap lebih efektif dan jangkaunnya mememasuki seluruh lapisan masyarakat sehingga menguntungkan para pemasang iklan. Tercatat dana iklan banyak terserap di media televisi yaitu 62 persen, media cetak 30 persen dan radio 5 persen sedangkan sisanya diambil alih media outdoor seperti baliho, spanduk dan lain-lain.
Masih menurut catatan P3I, di tahun 2003 belanja sebesar Rp 18 trilun dan naik di tahun 2004 hingga mencapai 24 triliun. Jumlah ini terus mengalami kenaikan di tahun berikutnya yaitu Rp 30 triliun (2006) dan Rp 35 triliun (2007). Kenaikan cukup drastis terjadi di tahun 2008 dimana belanja iklan mencapai Rp 47 triliun dan terakhir di tahun 2009 kembali naik menjadi Rp 52 triliun.




Dalam teori, ilmu periklanan adalah kegiatan mengkomunikasikan secara lengkap ide-ide atau gagasan penjualan produsen agar bisa diterima konsumen.
Secara umum periklanan memiliki fungsi memberi informasi, mempersuasi, mengingatkan, memberi nilai tambah dan mendampingi perusahaan. Dalam perkembangannya, periklanan bukan saja dimanfaatkan untuk kepentingan bisnis tetapi sudah merambah ke arena politik di Indonesia. Hingar bingar politik iklan ini muncul dari negara modern Amerika Serikat saat pemilihan presiden, khususnya pada era George Bush yang dilanjutkan pada era Barack Obama.
Indonesia sebagai negara yang sedang belajar demokrasi pun meniru gaya Amerika. Peniruan ini dimulai saat Pilpres tahun 2004. Tak heran publik sering menyaksikan para politisi dan para calon presiden, gubernur, Bupati/wailkota yang nampang di layar televisi, koran maupun media outdoor. Dunia yang selama ini hanya dimiliki para artis.
Dilihat dari tujuannya, iklan yang dilakukan para calon dengan produsen sebuah produk, apakah itu coca cola, Martha tilaar ataupun Honda, tidaklah berbeda yaitu mengenalkan, memengaruhi dan memikat sehingga penikmat iklan mau memilih atau beragabung. Dan jangan salah biaya iklan para calon apakah itu presiden, gubernur dan Bupati/Wakilkota anggaran yang dikeluarkan cukup besar.




Perang iklan di Amerika Serikat cukup kasar karena antar kandidat saling serang untuk memojokan kandidat lain apapun itu kelemahannya.
Pada kasus tahun 1998 dimana George HW Bush menghantam lawannya yaitu Dukakis sebagai orang berpihak kepada kejahatan karena telah memberi kesempatan kepada salah satu pembunuh sehingga penjahat tersebut bebas. Dalam konteks iklan dan politik di Indonesia, publik mulai melihat gejala ini pada pemilihan presiden di tahun 2004 dimana pasangan SBY-JK sukses mengalahkan pasangan Mega-Hasyim. Dari sinilah mulai dikenal di kalangan masyarakat luas politik pencitraan.
Kemenangan SBY-JK tidak bisa dilepaskan dari peranan iklan ketika itu. Sejak itulah kata citra atau pencitraan begitu melekat dalam ingatan publik, khususnya kepada SBY-JK. Wajar jika kemudian belakangan SBY sering disindir sebagian masyarakat sebagai presiden pencitraan. Melihat kelezatan dan buah manis hasil dari pencitraan melalui iklan itulah SBY kembali maju pada pilpres berikutnya dan kembali menuai kesuskesan karena terpilih kembali menjadi presiden untuk kedua kalinya.
Kesuksesan SBY dalam konteks pencitraan dalam iklan menjadi inspirasi para calon kepala daerah di seluruh Indonesia. Tak heran sejak saat itulah kita sering melihat para kandidat berakting di layar televisi ataupun media cetak. Terlepas dari apa pun motif para calon kepala daerah, legislatif maupun presiden memasang iklan, yang pasti periklanan telah menjadi industri yang menjanjikan bukan saja untuk kepentingan bisnis tapi juga kepentingan politik. Yang perlu diperhatikan para calon, masyarakat kian cerdas mengenai gaya kampanye melalui iklan karena sudah dua periode masyarakat telah melihat model komunikasi politik melalui iklan sejak SBY-JK menang pada pilpres 2004 lalu. Artinya, masyarakat tidak lagi menelan mentah-mentah atraksi para calon di berbagai media iklan tapi sudah mulai mencari tahu apakah betul apa yang dikatakan sang calon di dalam iklan. Disinilah peran konsultan “bermain” seperti yang pernah dilakukan Denny JA saat mendampingi SBY.