Sunday, December 11, 2011

Membangun Customer Relationship Management (CRM)

Tak hanya musik, film, gadget dan social media yang memiliki trend. Bisnis pun demikian. Kini zamannya hyper-competitive market. Pasar bersaing dengan ketat untuk memperebutkan dan mempertahankan  pelanggan. Malah ada pelanggan yang puas akan suatu produk, tapi memutuskan untuk pindah ke brand lain. 

Mengapa para pelaku bisnis harus mulai memperhatikan customer? Beberapa alasan yang paling menentukan adalah faktor kompetisi, flow informasi yang simpang-siur, dan service yang kurang responsif.

Teknologi merupakan salah satu cara membangun hubungan dengan pelanggan, dan sebagai penyeimbang antara permintaan dan kompetisi global. 3 cara umum penggunaan teknologi adalah melalui internet, face to face, dan call center.

"CRM is a business strategy designed to optimize profitability, revenue and customer satisfaction by organizing the enterprise around customer segments, fostering customer-satisfying behaviors and linking processes from customers through suppliers."

CRM adalah salah satu cara bagaimana menjalin hubungan yang baik dengan pelanggan. Caranya bisa melalui berbagai media komunikasi, seperti iklan, promosi, dan lain-lain. 



"Pelanggan adalah raja" sudah seharusnya tidak hanya diucapkan, terutama bagi kita yang berniat mewujudkan sistem Customer Relationship Management (CRM).


TIDAK SEMUA pelaku bisnis yang menawarkan suatu produk menyadari pentingnya pelayanan terhadap customer, hal ini dapat timbul karena berbagai alasan. Antara lain bisa jadi disebabkan karena kurang menyadari aspek kepuasan customer, ataupun karena dirasakan produk yang dijual merupakan produk yang tidak pernah sepi dari peminat sehingga tidak ada kekhawatiran ditinggalkan oleh customer. Atau bahkan yang lebih ekstrim lagi, mungkin kita sering menemui customer yang menyebalkan sehingga kita tidak merasa harus memanjakannya. Jika kita memiliki anggapan seperti ini, sebaiknya segera buang jauh-jauh sebelum sentimen kita semakin besar, terutama karena dapat berisiko menjadi akhir karir Anda (jika Anda merupakan karyawan) atau akhir bisnis kita (jika kita merupakan pemilik usaha).


Coba sejenak kita bayangkan, seberapa besar sesungguhnya keuntungan yang dapat lepas begitu saja jika kita tidak mempedulikan kepuasan customer. Posisikan diri kita saat ini pada pihak pembeli. Pastinya bukan hal yang sulit karena setiap orang tentu pernah menjadi pembeli atau pengguna produk tertentu.


Ambil suatu contoh sederhana, misalnya apa ponsel yang kita gunakan? Bagaimana pelayanan customer service saat ponsel kita bermasalah? Jika memuaskan, tentunya kita dapat saja merekomendasikannya kepada rekan-rekan kita sebagai salah satu nilai tambah produk tersebut. Sebaliknya, bagaimana jika kita pernah merasa kecewa dengan sebuah pelayanan produk tertentu? Mungkin hati kita rasanya tidak akan lega sebelum kita mencurahkan keluhkesah mengenai pelayanan yang kurang baik tersebut pada rekan-rekan Anda, dan ini merupakan pesan berantai yang buruk bagi kelangsungan produk tersebut.


CRM
CRM (Customer Relationship Management) merupakan sebuah strategi bisnis yang berorientasi pada customer, dengan tujuanakhirnya memaksimalkan profit perusahaan dan kepuasan kustomer.
Fungsi CRM terbagi-bagi untuk mendukung kegiatan bisnis perusahaan, seperti penjualan/sales, marketing, customer service, training, HRD, dan seterusnya. Jelaslah bahwa ciri sebuah CRM adalah mengintegrasikan bagian-bagian yang memiliki mata rantai dengan customer.


Persaingan bisnis saat ini tidak hanya dapat mengandalkan produk semata, didorong dengan semakin ketatnya kompetisi, juga dikarenakan kemajuan informasi teknologi itu sendiri, kebutuhan akan sistem CRM akan semakin terasa hari demi hari.
Secara operasional, CRM mendukung proses bisnis front office seperti penjualan, marketing, ataupun service. Perhatikan bahwa kegiatan-kegiatan tersebut berinteraksi dan sangat berhubungan erat dengan customer.
Seluruh kegiatan tersebut tersimpan secara historikal pada database membentuk suatu knowledge base, dan staf pengguna CRM di dalam perusahaan dapat mengambil informasi yang diperlukan.


Strategi dan sistem CRM sangat beragam, baik dari sisi kompleksitasnya maupun ruang lingkup, tetapi secara garis besar sistem CRM akan berusaha mendapatkan, meningkatkan, dan mempertahankan customer.
Produk CRM yang ternama adalah SAP CRM, yang merupakan salah satu dari lima aplikasi enterprise di dalam Business Suite SAP. Contoh vendor lainnya adalah Salesforce.com, aplikasi CRM dari Oracle, Siebel Systems, PeopleSoft, dan lain sebagainya.
Selain itu, juga tersedia CRM open source seperti SugarCRM. Saat ini SugarCRM tersedia dalam tiga versi, yaitu Sugar Community Edition (versi gratis), Sugar Profesional, dan Sugar Enterprise.


Apa saja yang dapat dihasilkan oleh CRM? Ternyata tidak semata-mata memanjakan customer, banyak hal positif lain yang dapat terbantu dengan adanya CRM, antara lain:
1. Dapat dilakukan analisis mengenai customer berdasarkan kriteria tertentu.
Analisis yang dapat dihasilkan sangat beragam berdasarkan data informasi yang masuk, berupa pertanyaan, pengaduan, ataupun saran customer sering membantu perusahaan untuk memperbaiki produk dan service-nya. Tetapi, jangan sampai berhenti pada analogi customer menemukan lubang dan produsen menambal lubang tersebut, karena inovasi-inovasi juga dapat dilakukan berdasar analisis customer. Contohnya jika didapatkan data bahwa mayoritas customer produk XYZ berasal dari batasan usia tertentu, maka dapat dipikirkan inovasi dan produk yang cocok diterapkan yang ditujukan khusus pada customer dalam batasan usia tersebut.


2. Informasi customer dapat disimpan pada sebuah data historikal sehingga memudahkan proses selanjutnya.
Mungkin kita sering mendengar seseorang mengatakan "Saya sudah tiga kali komplain untuk masalah yang sama tetapi sampai sekarang tak ada kelanjutannya!". Apa yang kita pikirkan saat mendengar keluhan itu? Mungkin muncul rasa iba atau pemikiran negatif pada pelayanan produk yang dikeluhkan, ataupun merasa menemukan teman seperjuangan karena kita juga mengalami hal serupa! Tidak ada yang dapat menebak kapan seorang customer akan menghubungi customer service, dan saat hal itu terjadi, alangkah baiknya jika operator yang bertanggung jawab melayani customer tersebut memiliki data historikal customer yang bersangkutan, sehingga operator dapat mengetahui apa saja yang pernah dikeluhkan customer dan proses penyelesaiannya.


3. Dapat menampilkan warning atau reminder.
Bayangkan betapa merasa tersanjungnya seorang customer jika sistem kita mengucapkan selamat ulang tahun lebih dulu dibandingkan pasangan atau kenalan customer tersebut, ini merupakan salah satu contoh kegunaan warningatau reminder pada sistem CRM. Tidak terbatas hanya untuk memanjakan customer, warning, atau reminder juga dapat digunakan untuk mengingatkan customer pada event tertentu, misalnya tanggal jatuh tempo produk/service tertentu, hal ini akan membantu memperlancar kegiatan bisnis.

Thursday, December 8, 2011

Seks dalam Iklan dan Berita

Secara tidak disadari, media membentuk suatu paradigma mengenai gender yang memiliki keterkaitan erat dengan seks. Penentuan artis sebagai icon sebuah produk yang penggunaannya bertujuan untuk memikat lawan jenis (seperti kondom dan parfum) akan menggunakan model yang sex appealnya tinggi, seperti Julia Perez dan model dengan kriteria fisik sempurna. 

Hal tersebut mungkin dimaksudkan untuk mendongkrak penjualan produk. Namun, ada 1 hal lucu yang saya temukan. Seorang pria berusia 26 tahun asal New Delhi bernama Vaibhav Bedi menggugat perusahaan HUL (Hindustan Unilever Limited) karena setelah menggunakan semua rangkaian produk AXE, dia tidak kunjung mendapatkan pacar. 

Seperti yang kita ketahui, iklan AXE di Indonesia juga demikian. Pria yang menggunakan body spray AXE akan membuat gadis cantik kepincut. Tapi, bukankah pria dalam iklan itu terlahir ganteng? Tanpa AXE pun, wanita pasti akan menengok.










Tak hanya dalam iklan, pemberitaan hard news pun demikian. Masih ingat kan, merebaknya pelecehan seksual dalam angkutan umum setelah Livia Pavita Soelistio (21), mahasiswi BINUS yang ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan setelah menghilang beberapa hari? Tak menutup kemungkinan, hal-hal demikian justru terjadi karena diblow up oleh media. Kasus yang sudah ada sedari dulu kini mucul kembali ke permukaan.

Media memang memiliki banyak fungsi selain menyalurkan informasi. Hanya saja, pemberitaan harus dilakukan secara berimbang. Untuk berita kriminal, apalagi yang menyangkut seks, ada baiknya tidak usah terlalu diekspos. Bahas saja seperlunya sekadar untuk memberikan update. 

Tuesday, December 6, 2011

DIGITAL IMAGING

Pengguna kamera digital SLR atau Saku tingkat lanjut (prosumer) sering dihantui pernyataan mendasar sebelum memulai pemotretan: format file apakah yang akan saya pilih, JPEG/JPG ataukah RAW?


Pada dasarnya kebanyakan kamera bekerja dengan cara seperti ini: Saat kita memencet tombol shutter, kamera akan merekam data mentah yang diterima sensor (baca RAW). Berdasar data ini, software di dalam kamera akan memutuskan beberapa parameter, misalnya seberapa jauh foto perlu dipertajam, setting white balance mana yang sesuai, berapa level eksposur yang dipakai, seberapa besar saturasi warna-nya dan seberapa besar beda kontrasnya dll. Hasil pengolahan data oleh software di dalam kamera ini selanjutnya dikirim ke memory card dalam bentuk file JPEG.



RAW adalah data mentah yang langsung ditangkap sensor sedangkan JPEG adalah data matang yang sudah diolah oleh software kamera. Jika kita memutuskan untuk memilih format RAW, berarti kita memerintahkan kamera untuk langsung mengirim data mentah dari sensor ke memory card. Dan kalau kita memilih format JPEG, berarti kita memerintahkan kamera untuk memproses data dari sensor terlebih dahulu sebelum mengirim ke memory card.


image


Kenapa harus ada format RAW?
Bagi sebagian besar penggemar fotografi, hasil olahan kamera seringkali sudah cukup bagus. Namun bagi kalangan profesional dan hobiis serius, mereka tidak rela kamera mengotak-atik foto yang mereka jepret. Format RAW membuat kita bisa mengubah-ubah parameter pemotretan sesuka kita. Dengan bantuan software pengolah RAW (photoshop, lightroom, GIMP, ACDSee dll), kita bisa mengubah nilai eksposur, white balance, saturasi sampai kontras  untuk kemudian menyimpannya dalam format yang lain: JPG atau TIFF.


Keuntungan memakai RAW?

  • Kita bisa mengotak – atik file mentah menjadi foto matang sesuai keinginan kita.
  • Opsi pengolahan foto menjadi jauh lebih banyak sehingga mereka yang berjiwa super kreatif lebih terpuaskan
  • Informasi yang tersimpan lebih banyak  (jika anda memilih JPEG, kamera akan menghilangkan sebagian kecil data untuk memperkecil ukuran file dan mempercepat  proses pengolahan)
  • Kualitas foto secara keseluruhan lebih baik, ini berkaitan dengan adanya kompresi jika memakai JPEG

Kerugian memakai RAW?

  • Memakan kapasitas hardisk dan memory card. Karena tidak ada proses kompresi, maka ukuran file RAW jauh lebih besar dibanding JPEG (sekitar 3 sampai 4 kali lebih besar)
  • Memakan waktu lebih banyak. Baik selama pemotretan (mengurangi kecepatan kamera terutama dalam mode burst) maupun selama pengolahan di komputer (karena ukuran file-nya).


MEMPERBAIKI KUALITAS FOTO
Di era sekarang ini, kemampuan tekhnologi semakin memudahkan kita dalam beraktivitas di dunia fotografi. Digital Image Editing salah satunya. Dimana terdapat banyak media/alat yang mampu megoreksi hasil foto kita. Tak hanya itu namun juga bisa memanjakan kita dalam memenuhi kebutuhan hasil foto yang kita inginkan. Salah satu contohnya adalah Photoshop.

Adobe Photoshop, atau biasa disebut Photoshop, adalah perangkat lunak editor citra buatan Adobe Systems yang dikhususkan untuk pengeditan foto/gambar dan pembuatan efek. Perangkat lunak ini banyak digunakan oleh fotografer digital dan perusahaan iklan sehingga dianggap sebagai pemimpin pasar (market leader) untuk perangkat lunak pengolah gambar/foto, dan, bersama Adobe Acrobat, dianggap sebagai produk terbaik yang pernah diproduksi oleh Adobe Systems. Versi kedelapan aplikasi ini disebut dengan nama Photoshop CS (Creative Suite), versi sembilan disebut Adobe Photoshop CS2, versi sepuluh disebut Adobe Photoshop CS3 , versi kesebelas adalah Adobe Photoshop CS4 dan versi yang terakhir (keduabelas) adalah Adobe Photoshop CS5.

Photosm.jpg

Meskipun pada awalnya Photoshop dirancang untuk menyunting gambar untuk cetakan berbasis-kertas, Photoshop yang ada saat ini juga dapat digunakan untuk memproduksi gambar untuk World Wide Web. Beberapa versi terakhir juga menyertakan aplikasi tambahan, Adobe ImageReady, untuk keperluan tersebut.
Photoshop juga memiliki hubungan erat dengan beberapa perangkat lunak penyunting media, animasi, dan authoring buatan-Adobe lainnya. File format asli Photoshop, .PSD, dapat diekspor ke dan dari Adobe ImageReady. Adobe Illustrator, Adobe Premiere Pro, After Effects dan Adobe Encore DVD untuk membuat DVD profesional, menyediakan penyuntingan gambar non-linear dan layanan special effect seperti background, tekstur, dan lain-lain untuk keperluan televisi, film, dan situs web. Sebagai contoh, Photoshop CS dapat digunakan untuk membuat menu dan tombol (button) DVD.
Photoshop dapat menerima penggunaan beberapa model warna:
  • RGB color model
  • Lab color model
  • CMYK color model
  • Grayscale
  • Bitmap
  • Duotone

Photoshop memiliki kemampuan untuk membaca dan menulis gambar berformat raster dan vektor seperti .png, .gif, .jpeg, dan lain-lain. Photoshop juga memiliki beberapa format file khas:
  • .PSD (Photoshop Document) format yang menyimpan gambar dalam bentuk layer, termasuk teks, mask, opacity, blend mode, channel warna, channel alpha, clipping paths, dan setting duotone. Kepopuleran photoshop membuat format file ini digunakan secara luas, sehingga memaksa programer program penyunting gambar lainnya menambahkan kemampuan untuk membaca format PSD dalam perangkat lunak mereka.
  • .PSB adalah versi terbaru dari PSD yang didesain untuk file yang berukuran lebih dari 2 GB
  • .PDD adalah versi lain dari PSD yang hanya dapat mendukung fitur perangkat lunak PhotshopDeluxe.

Friday, December 2, 2011

Perubahan Media Komunikasi Massa

Memasuki era New Age, manusia yang ingin tetap eksis harus berpacu dengan kecanggihan teknologi. Blackberry, Macintosh, Android, Tablet, dan berbagai aplikasi yang memudahkan untuk memenuhi kebutuhannya akan informasi. 



Hal ini menimbulkan dampak bagi media komunikasi massa secara keseluruhan. Media komunikasi kini menjadi media sosial yang lebih berfokus pada customer (menentukan space, ikut berpartisipasi dalam penyebaran suatu berita, bersifat 2 arah, dan menciptakan informasinya sendiri), value added, mengadaptasi suatu pesan, dan lebih bersifat mengarahkan atau mempengaruhi ketimbang asal menghibur. 

Penikmat media juga mulai membentuk segmentasinya berdasarkan gender, pekerjaan, umur, dan minat masing-masing. Jadi pesan yang sama intinya bisa disampaikan secara berbeda kepada media yang berbeda pula. Misalnya : Berita mengenai charity settingan sosialita Fifi Buntaran yang dicurhatkan oleh penggerak @Blood4LifeID, Valencia Mieke Rhanda dalam twitter dan blognya. Inti permasalahannya sama. Namun, pemberitaan di media massa mengikuti audiens. KapanLagi.com untuk pecinta gosip singkat, Detik.com dan Vivanews.com yang membahasnya lebih serius, dan twitter yang isinya mengecam tindakan tersebut. 


Perbedaan berdasarkan selera dalam mengonsumsi media membuat bisnis ini tumbuh berkembang di Indonesia. Entah itu TV, koran, majalah, radio, sampai portal berita online. Masyarakat bisa memilih bahkan memiliki medianya sendiri berkat kecanggihan teknologi. 

Monday, November 21, 2011

Faktor Kepemilikan dalam Anatomi Media Penyiaran

Tercatat 11 stasiun televisi nasional di Indonesia. Masing-masing stasiun televisi tersebut memiliki spesialisasi berupa program andalan tersendiri. Metro TV dengan Headline News dan Provocative Proactive yang memberikan informasi serta edukasi politik bagi anak muda. Seolah tak mau kalah, TV One pun mengusung tagline 'Terdepan Mengabarkan' untuk berita-berita yang diulas secara lebih mendalam dengan program Indonesia's Lawyers Club bersama Bang Karni Ilyas. 

Dilihat dari sisi hiburan, RCTI, SCTV,Indosiar, dan Trans7 menarik untuk disimak bagi kalangan pecinta live music band-boyband-girlband serta sinetron 'sepanjang jalan kenangan' saking panjangnya. 

Mengapa stasiun TV bisa memiliki sistem yang berbeda-beda? Hal ini tak terlepas dari peranan anatomi media penyiaran. Umumnya, anatomi media penyiaran terdiri dari lembaga, badan usaha, kepemilikan, teknologi, konten, iklan (yang menentukan pendapatan), target market, audience, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) sebagai regulator, dan regulasi yang merupakan aturan-aturan dalam menjalankan fungsi media sebagai pemberi informasi. 

Faktor kepemilikan kerap menjadi sorotan dalam setiap ulasan berita yang dihasilkan. Mengapa berita ini disiarkan seperti ini, tapi di lapak sebelah seperti itu? Prasangka masyarakat intelektual akan langsung menangkap maksudnya. Ya jelaslah, mengapa di TV One disebut bencana 'lumpur Sidoarjo' sementara media lain menyebutnya dengan 'lumpur Lapindo'. 

Inilah yang menjadi alasan mengapa saya pernah mendengar bahwa 'Kekuatan sebuah partai ditentukan oleh seberapa kuat mereka mempengaruhi media, terutama TV karena masyarakat Indonesia lebih cenderung suka menonton ketimbang membaca'. 

Pada masa kampanye, calon Gubernur, anggota DPR dan MPR, serta calon Presiden dan Wakil Presiden akan mendapatkan kemudahan untuk menampilkan iklan mereka di layar kaca jika mereka atau  petinggi  partainya seorang pemilik stasiun TV. Gratis atau berbayar, itu tidak masalah. Yang penting masih bisa di-consider agar lebih affordable.   

Tak heran kan, ketika muncul pertanyaan : Apakah bergabungnya Hary Tanoesoedibjo ke Partai Nasional Demokrat mengindikasikan bahwa RCTI akan menjadi salah satu media kampanye untuk Surya Paloh yang lebih dulu dikenal sebagai pemilik Metro TV? 

Entahlah. Lihat saja tahun 2014 nanti. 

Wednesday, September 28, 2011

POLITIK : Praktik Politik Di Indonesia

Kapita Selekta

Politik adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan, khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan antara berbagai definisi yang berbeda mengenai hakikat politik yang dikenal dalam ilmu politik.

Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun nonkonstitusional.

Kebudayaan politik Indonesia pada dasarnya bersumber pada pola sikap dan tingkah laku politik yang majemuk. Namun dari sinilah masalah-masalah biasanya bersumber. Mengapa? Dikarenakan oleh karena golongan elite yang mempunyai rasa idealisme yang tinggi. Akan tetapi kadar idealisme yang tinggi itu sering tidak dilandasi oleh pengetahuan yang mantap tentang realita hidup masyarakat. Sedangkan masyarakat yang hidup di dalam realita ini terbentur oleh tembok kenyataan hidup yang berbeda dengan idealisme yang diterapkan oleh golongan elit tersebut. Contohnya, seorang kepala pemerintahan yang mencanangkan program wajib belajar 9 tahun demi meningkatkan mutu pendidikan, namun pada aplikasinya banyak anak-anak yang pada jenjang pendidikan dasar putus sekolah dengan berbagai alasan, seperti tidak memiliki biaya. Hal ini berarti idealisme itu tidak diimplikasikan secara riil dan materiil ke dalam masyarakat yang terlibat dibawah politiknya.

Tidak ada kawan abadi, tidak ada lawan abadi,
yang ada hanyalah kepentingan abadi

Jargon di atas adalah rumus populer yang sering kita lihat dipraktikkan oleh dunia politik, terutama politik yang haus kekuasaan. Dalam praktik yang demikian itu, politik mudah terjerumus ke dalam cara-cara yang tidak etis. Tak heran jika kemudian muncul stereotipe lain tentang politik: "politik kotor".


Jika kita cermati, politik kotor itu dilahirkan dan dilatarbelakangi oleh—seperti dikukuhkan oleh rumus politik di atas—"ideologi kepentingan". Dengan berparadigma ideologi seperti itu, maka segala tindakan politik selalu didasarkan pada adagium "sejauhmana politik bisa mendatangkan keuntungan secara materiil, terutama yang berkaitan dengan kekuasaan". Tak heran jika demi hal itu kawan bisa disikat, dan sebaliknya lawan bisa dirangkul. Orang terpuji bisa dicelakakan, sebaliknya orang tercela bisa disanjung-puja bahkan yang halal bisa diharamkan dan yang haram dihalalkan.

Runyamnya, praktik politik itu pada akhirnya menjadi salah satu faktor penyebab lahirnya persepsi negatif terhadap politik. Dalam persepsi negatif ini, apa saja yang berbau dan berkaitan dengan politik dipandang rendah. Kata-kata: "siasat”, "intrik', atau "manuver", yang pada pengertian umumnya bermakna baik, tetapi ketika bersentuhan dengan politik akan berubah menjadi buruk. Demikian juga ungkapan "dipolitisasi" atau "main politik", kurang lebih adalah sinisme lain terhadap politik.


Secara tidak disadari, persepsi negatif terhadap politik itu akan menimbulkan dampak yang tidak kecil, diantaranya menguatnya sikap apolitik (antipolitik) atau sekulerisasi politik yaitu penjauhan politik dari ranah agama.


Tentu saja, kedua sikap tersebut akan semakin mencampakkan politik pada tempat yang jauh dari nilai-nilai dan pada akhirnya semakin mengukuhkan rumus "politik kotor". Mengapa demikian? Bukankah tanpa keterlibatan publik (karena mereka sudah apolitik), politik akan semakin liar tak terkontrol. Jika politik hanya akan dimonopoli oleh para elit maka politik akan sangat mudah dimain-mainkannya.

Tuesday, September 20, 2011

KEKERASAN SIMBOLIK IKLAN

Kapita Selekta

Banyak cara bagaimana suatu pesan dapat disuntikkan kepada khalayak, misalnya melalui film, cerita novel/fiksi, musik, seni lukis maupun rupa, iklan, dan lain sebagainya. Dalam hal ini saya akan menyinggung peran kerja iklan dalam mempengaruhi masyarakat.

Iklan adalah sebuah wadah guna menyampaikan produk/jasa kepada khalayak sehingga para calon konsumen mampu mengenali, mengidentifikasi, serta menyukai apa yang dilihat, dibaca, dan didengarnya. Iklan sendiri sifatnya membentuk mind set tertentu dalam benak kita, sehingga pengaruhnya begitu 'meracuni' perspektif kita sebagai audien yang baik sengaja ataupun tidak sengaja kita menyantapnya.

Fenomena dunia periklanan semakin berkembang pesat didorong semakin tingginya tingkat kecerdasan dan kreatifitas masyarakat kita. Itu membuat kuantitas iklan yang beredar semakin bertambah dari hari ke hari. Inilah keadaan dimana tanpa kita ketahui lebih dalam bahwa sesungguhnya iklan itu perlahan merasuki pikiran khalayak yang mengonsumsinya disela-sela aktivitas kesehariannya. Mulai dari bangun pagi sampai tertidur di malam hari hidup kita tak lepas dari santapan para pembuat iklan. Televisi, radio, internet, spanduk, billboard, pamflet semuanya itu dapat terlihat dalam keseharian kita. Hal inilah yang memunculkan makna 'Kekerasan Simbolik'. Maksudnya adalah dimana ketika apa yang kita lihat, baca, dan dengar tersebut berulang terjadi dalam jangka waktu singkat namun dengan intensitas dan kuantitas yang tinggi sehingga seolah-olah kita 'dijajah' oleh media. Dari situlah alam bawah sadar kita mulai tersentuh untuk terpaksa menerima arus informasi yang begitu kencang. Jika pesan didalamnya baik, tentu saja akan menyampaikan kita sebagai calon konsumen ke arah yang positif, namun jika sebaliknya ditakutkan akan menjadi sebuah dampak baru yang timbul karena salah persepsi.

Wednesday, September 14, 2011

CITIZEN JOURNALISM

Kapita Selekta


Seperti kita ketahui bahwa perkembangan industri media kini semakin maju. Penerapan metode dan teknologi yang ada sudah semakin terkini sehingga penyampaian arus informasi kepada khalayak dapat berjalan sangat cepat dan mampu men-cover area yang begitu luas hingga ke wilayah pelosok.
Terdistribusinya konten dari informasi (berita) tersebut tak lepas dari peran serta pers di sebuah media dalam menghimpun sebuah isu yang layak di publikasikan.

Citizen Journalism atau jurnalisme rakyat adalah salah satu fenomena paling nyata yang muncul dan berkembang di dunia kita sebagai akibat dari perkembangan teknologi informasi. Pemberitaan yang dibuat 'oleh kita untuk kita' ini menjadi sebuah materi yang memiliki daya untuk disebarluaskan karena memiliki nilai karakteristik dan keunikan tertentu.

Tidak ada yang berubah dari kegiatan jurnalisme yang didefinisikan seputar aktivitas mengumpulkan, mengolah, dan menyebarluaskan berita. Citizen journalism pada dasarnya melibatkan kegiatan seperti itu. Sama saja, hanya konten yang ada bersumber dari publik dan biasanya mengangkat isu publik yang kurang 'terdengar' di permukaan. Di Indonesia, istilah yang dimunculkan untuk citizen journalism adalah jurnalisme partisipatoris atau jurnalisme warga.

Jurnalisme warga belakangan ini menjadi sebuah lahan yang efektif dalam membentuk opini publik. Seperti kita ketahui beberapa kasus yang memanas di negeri ini justru awalnya muncul dari laporan warga. Misalnya kasus Prita dengan RS. OMNI, serta mencuatnya perseteruan antara Cicak versus Buaya. Ini menandakan betapa tingginya efek yang ditimbulkan oleh jurnalisme warga ketika konten dari informasi yang disebarkan itu mampu membuka peluang lebih lebar akan suatu permasalahan. Sehingga berbagai sudut pandang mulai tertuju memberikan atensinya terhadap kasus tersebut.
Namun, terkadang ironis manakala pernyataan-pernyataan masyarakan melalui fesbuk/twitter misalnya dijadikan narasumber dan dilansir oleh media massa. Akan tetapi kenyataan ini mengindikasikan bahwa masyarakat secara mandiri sudah sanggup untuk mengartikulasikan kehendaknya dan media massa konvensional bukan lagi dianggap sebagai satu-satunya alat transformasi informasi.